<p> Belok/Sidan 14/10/2018<br /> Untuk menyambut odalan di Pura Desa Banjar Adat Sekarmukti antusias krame Daha ( bajang-bajang ) juga ikut serta untuk ngaturang ayah mejejaitan untuk sarana dan perlengkapan upacara nantinya yang akan dipakai untuk tgl 17 Oktober 2018. Tepatnya pada hari raya Pagerwesi dimana krama Banjar Adat Sekarmukti akan melaksanakan Odalan gede ( nangsil) di Pura Desa. Ikut sertanya krama Dae " Bajang- bajang " ini sudah menjadi kewajiban disetiap odalan yang akan berlangsung karna Daha sudah mempunyai tugas pokok atau kewajibannya yaitu untuk membuat, Cunigan, Lamak, pedek dan alat-alat pesucian. Makanya saat upacara odalan di Pura Banjar Adat Sekarmukti Daha ini harus ikut serta ngaturan ayah sesuai dengan tugas-tugas yang sudah dibagikan. I Komang Ayu Sapitri salah satu dae saat ditanya pas sela-sela kesibukannya mengatkan " Saya merasa senang bisa ikut serta ngaturan ayah ring pura selain tiang dapat becanda- tawa dengan teman ini juga dapat sebagai bentuk untuk melestarikan seni lan budaya irage dadi nak Bali. Ungkapnya<br /> "Daha ini adalah istilah panggilan bagi perempuan yang belum menikah sudah meningkat dewasa dan juga ada tingkatannya yang bisa dibilang Dae. Perempuan yang sudah berumur 17 ke atas atau yang sudah kelas 1 Sma, dan mendapatkan Malang " terbuat dari ketan saat Anggare Kasih mulai saat itulah perempuan yang belum menikah dapat dikatakan sah menjadi seoranag Daha". ( 012 KIMBS )</p>
"Mimih Dewa Ratu" Daha Sekarmukti Ngayah Mejejahitan
15 Oct 2018